Tulang Bawang Barat Jadi Tempat Wisata Berbasis Budaya Di Lampung
Kabupaten Tulang Bawang
Barat yang dikenal saat ini dengan sebutan Tubaba adalah sebuah daerah tingkat
dua yang baru berusia 13 tahun per 3 April 2022 bulan depan.
Pada masa lampau, Lampung
merupakan salah satu tujuan transmigrasi. Hal tersebut sangat membawa dampak
pada ke-multikulturan serta akulturasi budaya dan kuliner di Tubaba.
Tak hanya itu, beberapa
wilayah tempat tinggal juga disebut Kampung Jawa, Kampung Bali, Kampung Madura,
Kampung Bugis, dan lain-lain sesuai asal daerah transmigran. Bahasa yang akrab
dijumpai di pusat kabupaten, termasuk di pasar-pasar, adalah Bahasa Jawa dengan
ragam dialeknya.
Sementara bahasa lokal
Lampung lebih banyak digunakan pada keseharian masyarakat di 11 tiyuh tuho
(Desa Pribumi). Tubaba bagaikan miniatur akan sebagian kecil kebhinekaan
Nusantara. Adapun Lokasi Wisata Berbasis Budaya Yang Dikembangkan Oleh Pemda
Tubaba dengan penjabaran singkatnya, yakni ;
Uluan Nughik ; Uluan
Nughik dapat diartikan sebagai Awal Dari Kehidupan. Menurut cerita rakyat
berasal dari peradaban yang sudah ada jauh sebelum adanya Tulang Bawang,
diperkirakan sekitar 12.000 tahun yang lalu. Peresmian ini ini ditandai dengan
peletakan batu pertama pembangunan Rumah Baduy. Uluan Nughik sarat nuansa
budaya dan ekologi.
Unsur budaya juga
dihadirkan di dalamnya, yang saat ini telah berdiri Rumah Baduy, Rumah Tenun
Tapis, Rumah Badik, dan kawasan ruang terbuka juga Tiyuh-tiyuh. Selain itu di
Uluan Nughik juga telah berdiri kawasan Kampus Politeknik ATMI Solo dan terus
berjalan proses pembangunan fisik maupun non fisik.
Balai Adat 'Sessat Agung
Tubaba ; Sessat Agung memiliki desain rumah panggung adat Lampung yang disebut
Nuwo Sesat. Pada zaman dahulu, Nuwo Sesat dijadikan sebagai tempat pertemuan
adat Mego Pak Tulang Bawang.
Monumen Megou Pak ;
Monumen Megou Pak atau Monumen Empat Marga merupakan relief menghadirkan wajah
empat sosok leluhur masyarakat Tulang Bawang. Letak monumen ini berada tepat di
sisi jalan provinsi di wilayah Tiyuh Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah.
Las Sengoq ; Berdasarkan
cerita turun-temurun warga lokal, hilangnya peradaban Nughik akibat letusan
Krakatau Purba masih menyisakan salah satu produk kebudayaan yang masih bisa
ditelusuri sampai saat ini yang bernama Las Sengoq.
Las Sengoq berasal dari
kata Las yang berarti hutan dan Sengok yang berarti angker. Lokasi Las Sengoq Nughik yang dituturkan
tersebut kini hanya tinggal cerita, tetapi ceritanya tetap ditutur turun-
temurun oleh warga lokal. Produk kebudayaan inilah yang dimunculkan kembali di
Tubaba dengan membuat satu tanda di Las Sengoq sebagai ajakan kepada masyarakat
untuk memiliki visi menjaga keselarasan dengan lingkungan.
Tubaba Bike Park ; Jalur
Bersepeda ini dilaunching pada tanggal 28 Oktober 2018. Gerbang utama berada di
Tiyuh Tirta Makmur, Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Memanfaatkan sisi jalur
irigasi, lintasan Tubaba Bike Park sarat nuansa Tubaba, dengan pemandangan area
pertanian dan perkebunan karet di sisi kanan dan kiri.
Tugu Rato Nago Bersanding
; Berdiri megah di Simpang Tiga Kagungan Ratu, Kampung Rawa Kebo, Panaragan
Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Tugu ini dibuat sebagai simbol keagungan
dan keluhuran budaya masyarakat Lampung, dimana nilai-nilai tersebut bukan
hanya sebatas cerita di masa lalu saja, melainkan hal abadi yang menghubungkan
masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Tugu Titik Nol Tubaba ;
Tugu dibangun dengan konsep megalit dengan material utama berupa batu yang
disusun sedemikian rupa sehingga terlihat estetis dan filsofis.
Tugu Titik Nol Tubaba
terletak di Simpang Tiga Tiyuh Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,
Tubaba.
Bupati Tubaba, Ir. Umar
Ahmad, SP bersama Wakil Bupati Tubaba Fauzi Hasan, SE,. MM, punya visi sama
yang istimewa." Kami percaya. Namun apa yang kami lihat di lapangan, itu
lebih dari sekedar visi karena ia juga punya determinasi kuat untuk menjalaninya,"kata
dia dalam Buku yang ditulis tahun 2020 lalu."Sampai di sini saja stigma
'Tubaba Tidak Ada Apa-apanya' sudah gugur karena setidaknya Tubaba punya
seorang Bupati yang sangat fokus membangun 'Tubaba Baru',"ujar Umar.
Tubaba, tutur Bupati dan
Wabup Tubaba, yang menjadi tanah harapan bagi mereka-mereka yang punya
keinginan sangat kuat untuk merealisasikan masa depannya. "Selanjutnya
hanyalah soal rencana aksi. Rencana-rencana sedang dan sudah disusun dengan
mendatangkan banyak sekali figur yang bisa memberikan perkuatan,"ucap dia.
"Ada harapan besar di
Tubaba, meskipun masih melihat banyak sekali pilar yang membutuhkan perkuatan.
Tetapi dengan keterbukaan yang selama ini ditunjukkan oleh Bupati dan
jajarannya, tentu kita sangat optimis, Tubaba akan menjadi buah bibir ke
seantero negeri karena ada orang-orang yang mengusahakan sebuah gagasan dengan
aksi-aksi nyata. Karena determinasi Bupati akan segera menular ke
masyarakatnya,"tulis Umar Ahmad-Fauzi Hasan
Belum ada Komentar untuk "Tulang Bawang Barat Jadi Tempat Wisata Berbasis Budaya Di Lampung"
Posting Komentar